Teka teki identitas mayat yang ditemukan dalam kondisi terbakar di Jalan M. Yamin, Kelurahan Tegalbesar, kecamatan Kaliwates kemarin pagi akhirnya terungkap. Korban adalah seorang mahasiswa Universitas Jember (Unej) dan anak pejabat Dinas Pendidikan Bondowoso.
Korban diketahui bernama Galau Wahyu Utama (19), mahasiswa program studi bahasa Inggris FKIP Unej. Galau adalah anak dari Agus Santoso, kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Binakal, Bondowoso.
"Rumahnya di kecamatan Nangkaan Bondowoso. Setiap hari dia (Galau) pulang pergi dari kampus ke rumah dan tidak indekos," kata kerabat korban,seperti dilansir detiksurabaya, Rabu (27/2/2013).
Namun, lanjut Suwono, pada Senin malam Galau tidak pulang ke rumah. Inilah yang membuat pihak keluarga gelisah. Apalagi HP pemuda yang akrab disapa Galuh itu juga tidak aktif.
"Kemarin kami mendapat kabar di Jember ada penemuan mayat dengan ciri-ciri memakai kemeja kotak-kotak. Ibunya semakin was-was, karena waktu berangkat kuliah dia memang memakai baju kotak-kotak," ujar Suwono.
Kegelisahan itu akhirnya terjawab ketika pihak keluarga mendatangi kamar mayat RSD dr. Subandi Jember. "Ternyata memang mayat yang kondisinya hangus terbakar itu memang mayat Galuh," kata Suwono.
Sejumlah kerabat Galuh saat ini masih berada di kamar mayat RSD dr. Subandi Jember. Mereka masih menunggu proses administrasi untuk membawa jenasah Galuh ke Bondowoso.
Korban diketahui bernama Galau Wahyu Utama (19), mahasiswa program studi bahasa Inggris FKIP Unej. Galau adalah anak dari Agus Santoso, kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Binakal, Bondowoso.
"Rumahnya di kecamatan Nangkaan Bondowoso. Setiap hari dia (Galau) pulang pergi dari kampus ke rumah dan tidak indekos," kata kerabat korban,seperti dilansir detiksurabaya, Rabu (27/2/2013).
Namun, lanjut Suwono, pada Senin malam Galau tidak pulang ke rumah. Inilah yang membuat pihak keluarga gelisah. Apalagi HP pemuda yang akrab disapa Galuh itu juga tidak aktif.
"Kemarin kami mendapat kabar di Jember ada penemuan mayat dengan ciri-ciri memakai kemeja kotak-kotak. Ibunya semakin was-was, karena waktu berangkat kuliah dia memang memakai baju kotak-kotak," ujar Suwono.
Kegelisahan itu akhirnya terjawab ketika pihak keluarga mendatangi kamar mayat RSD dr. Subandi Jember. "Ternyata memang mayat yang kondisinya hangus terbakar itu memang mayat Galuh," kata Suwono.
Sejumlah kerabat Galuh saat ini masih berada di kamar mayat RSD dr. Subandi Jember. Mereka masih menunggu proses administrasi untuk membawa jenasah Galuh ke Bondowoso.